| |

‘Dul Muluk’ Tunggu Pengakuan Unesco

SUMEKS.CO – Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski) menggelar pementasan Dul Muluk dengan judul Sultan Abdul Moeloek , Sabtu (18/12) di Ballroom Hotel Swarnadwipa, Palembang, uniknya yang menjadi pemain Dul Muluk berasal dari 11 perwakilan perguruan tinggi bagi negeri dan swasta di Indonesia.

Hadir Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn , Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru, Rektor Unsri di wakili Prof Dr Mulyadi Eko Purnomo, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unsri, Dr Didik Suhendi Spd Mhum, Koordinator Program studi pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia FKIP Unsri Ernalida SPd Mhum Phd, Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Unsri sekaligus pimpinan produksi dulmuluk , Prof. Dr. Nurhayati, Spd M.Pd.

Lalu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi , Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Sumsel, Kepala Balai Bahasa Sumsel, Staf Khusus Gubernur Sumsel bidang Kebudayaan, sejumlah komunitas di Palembang, budayawan kota Palembang, Yai Beck, para dosen pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP Unsri dan para penonton.

Pementasan Dul Muluk tersebut mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari para penonton yang hadir. Sebab disajikan dengan sangat luar biasa yang mengkombinasikan kebudayaan lokal dan perkembangan jaman, ditambah dialog yang dilakukan oleh para pemeran teater dilakukan dengan sangat baik yang menyisipkan pesan moral dan ajakan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.

Diatas panggung juga tidak hanya sebuah pentas seni drama komedi saja yang ditampilkan oleh mereka, ada juga tarian kebudayaan dan adegan silatnya.

Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn mengaku tak terasa dirinya meneteskan air mata .

“ Sangat bagus , sangat indah kolaborasi nusantara, walaupun ditengah pandemi latihan melalui zoom meeting via daring hasilnya sangat maksimal,” katanya.

Hal ini menurut SMB IV menunjukkan inilah kebhinekaan Indonesia melalui akar budaya.

Sedangkan Gubernur Sumsel Herman Deru menilai pentas seni yang diperankan oleh para dosen dari 11 perguruan tinggi tersebut merupakan kemasan yang baik dalam melestarikan kebudayaan tradisional yang dimiliki oleh Indonesia.

“Ketika kita berikan keteladanan seperti yang dilakukan hari ini, semoga dapat membangkitkan semangat mereka (kaum milenial) untuk melestarikan kebudayaan lokal yang sakral yang kita miliki. Ini belum sempurna jika tidak kita selenggarakan minimal dua kali dalam satu tahun”, kata Herman Deru.

Gubernur juga berpesan untuk tetap menerapkan nilai kebuduyaaan lokal pada kehidupan sehari-hari meskipun perkembangan jaman sangat pesat kemajuannya.

Gubernur meminta agar seluruh OPD agar disetiap kegiatannya dapat menonjolkan dan menggunakan kearfian lokal, minimal menggunakan tanjak sebagai simbol dalam melestarikan kebudayaan lokal yang dimiliki.

Sedangkan Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Nurhayati, M.Pd yang juga berperan sebagai pimpinan dan penulis naskah pada pementasan seni tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini terselenggara diawali melalui obrolan via grup WhatsApp Goup Hiski yang kemudian dilakukan latihan drama secara virtual.

“Kita ini baru saja bertemu luringnya kemarin siang, jadi ini persiapan yang luar biasa sebenarnya, bukan kegiatan yang sudah terprogram jauh hari tapi saya bangga sebagai orang Palembang dan sebagai peneliti Dul Muluk karena tembang bahkan dari Papua memerlukan datang untuk ini , ada dari Ternate, dari Universitas Airlangga Surabaya, Taman Siswa Yogyakarta, PGRI Semarang, dari IKJ bang Syaiful tadi , khan beliau itu salah satu penggagas komedi Betawi,” katanya.

Dia pastikan kegiatan ini berjalan lancar dan ingin para pemain Dul Muluk ini merasa senang berada di Palembang dan kegiatan ini semoga di Ridhoi yang Maha Pengatur.

Menurutnya peserta pementasan ini berasal dari 11 perwakilan perguruan tinggi bagi negeri dan swasta di Indonesia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi menilai tidak ada kata lebih pantas, satu kata luar biasa.

“ Nusantara bersatu hari ini di Palembang lewat cerita budaya Dul Muluk , dan Dul Muluk sudah kita daftarkan dan sudah disertifikasi oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dan Insya Allah kita akan perjuangkan bagaimana Dul Muluk bisa menjadi pengakuan Unesco,” katanya sembari menantang agar Dul Muluk ini tahun depan dibuat lebih spektakuler dan meminta pemain-pemain Dul Muluk ini agar di hadirkan kembali ke Palembang dalam konsep cerita yang berbeda. (Aim)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × 4 =