Kuliah Umum I: Menumbuhkan Ecoliteracy Peserta Didik melalui Pemanfaatan Bahan Ajar Digital dan Kearifan Lokal Untuk Pembelajaran di Sekolah Dasar

Cover Postingan

Diposting pada: 06 Mar 2024 | Kategori: -

Pembelajaran abad 21 mencakup disrupsi teknologi yang mempengaruhi aksesibilitas, kualitas, personalisasi, dan efisiensi pembelajaran. Peran guru berubah menjadi inovator, fasilitator, pengajar literasi digital, motivator, dan pendukung minat individu peserta didik. Kemampuan guru di era digital meliputi pengetahuan global, riset berbasis data, penggunaan TI, kolaborasi, dan kerja tim. Peserta didik perlu aktif berpartisipasi dalam pembelajaran digital dengan bijak, sementara orang tua perlu terlibat dan memantau penggunaan teknologi anak-anak.

Kurikulum Merdeka bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan fleksibilitas bagi pendidik dan mengatasi tantangan ekosistem, guru, pedagogi, kurikulum, dan penilaian. Ecopedagogi menjadi pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran ekologis dan strategi pembelajaran harus memfasilitasi kecerdasan ekologis peserta didik. Pemanfaatan bahan ajar digital seperti buku digital, augmented reality, audio-visual, dan program multimedia mendukung pengembangan ecoliteracy dan kearifan lokal untuk mengatasi isu global.

Narasumber dalam kuliah umum ini adalah Dr. Niken Vioreza, M.Pd. Beliau adalah Dosen Pogram Studi PGSD STKIP Kusuma Negara Jakarta.

Kuliah umum dilaksanakan secara Hybrid via zoom meeting pada hari Rabu, 6 Maret 2024 di Aula FKIP KM 5 Palembang yang dihadiri seluruh mahasiswa Program Studi PGSD FKIP Universitas Sriwijaya.


Kuliah umum dibuka oleh Audry Nurrizka Moheta dan Prita Amelia Yolanda, mahasiswa semester 6 Program Studi PGSD FKIP Universitas Sriwijaya, selaku MC dalam kegiatan ini. Kuliah umum ini bertujuan agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan terhadap perkembangan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar.


Kegiatan diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh M. Gema Riski Ramadhan, mahasiswa semester 4 Program Studi PGSD FKIP Universitas Sriwijaya. Pembacaan doa dilakukan agar mendapatkan kelancaran dan berkah ilmu dalam kegiatan ini.


Kegiatan dilanjutkan dengan laporan dari Ketua Pelaksana, Bunda Harini, M.Pd. Beliau mengatakan bahwa kuliah umum ini adalah yang pertama pada tahun 2024 dan dilaksanakan secara Hybrid. Selanjutnya akan dilaksanakan secara luring. Beliau juga mengatakan bahwa total ada 243 mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini ditambah dengan 4 orang mahasiswa PMM.


Selanjutnya sambutan dari Koordinator Program Studi PGSD FKIP Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Siti Dewi Maharani, M.Pd. Beliau mengatakan bahwa materi Ecoliteracy sangat penting diberikan karena berkaitan langsung dengan beberapa matuliah lainnya yang kelak berorientasi kepada pembelajaran Ecoliteracy, seperti mata kuliah Pembelajaran IPS SD, Pembelajaran Bahasa dan Sastra SD, Pembelajaran IPA SD, Pembelajaran PKn SD, dan Pembelajaran Matematika SD. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa agar bisa merancang kegiatan pembelajaran berbasis Ecoliteracy.


Sambutan dari Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd. Beliau mengatakan bahwa Ecoliteracy adalah hubungan antara manusia dan lingkungan yang bertujuan untuk pembangunan berkelanjutan. Beliau juga mengatakan bahwa ada 3 poin penting dalam melaksanakan Ecoliteracy, yaitu Kognisi (Pengetahuan), Afeksi (Sikap), dan Konasi (Perilaku).


Dosen bersama Kajur Ilmu Pendidikan dan Koorprodi Prodram Studi PGSD FKIP Universitas Sriwijaya melakukan foto bersama sebelum acar inti dimulai.


Kegiatan inti adalah pemaparan materi oleh narasumber yang dipimpin oleh Dr. Ruri Tria Astika, M.Pd., dosen Program Studi PGSD FKIP Universitas Sriwijaya, selaku Moderator. Sebelum masuk ke dalam pemaparan materi, beliau membacakan CV dan memperkenalkan narasumber kepada peserta.


Pemaparan materi oleh Dr. Niken Vioreza, M.Pd. Beliau menjelaskan 3 materi, yaitu Pembelajaran abad 21 beserta teknologinya, Kurikulum Merdeka, dan Pembelajaran Ecoliteracy di Sekolah Dasar. Perkembangan teknologi menimbulkan dampak (Disruption) berupa aksesbilitas, kualitas belajar, personalisasi sampai dengan efisiensi biaya. Beliau juga mengatakan bahwa Ecoliteracy mengacu pada prinsip-prinsip kehidupan untuk menciptakan masayarakat yang berkelajutan, seperti contohnya siswa membawa botol minum ke sekolah. Secara tidak sadar siswa telah menerapkan Ecoliteracy dalam kehidupan sehari-hari.


Pemaparan materi ditutup dengan adanya tanya jawab dengan mahasiswa.


Penyerahan sertifikat secara simbolis kepada narasumber.

Kembali ke Daftar Berita