
Oleh: Alpansyah
(Praktisi Mengajar Mata Kuliah Pementasan Drama PBSI FKIP Unsri)

“Kami mengajak Bapak untuk berkolaborasi sebagai praktisi mengajar pada mata kuliah Pementasan Drama.” Demikian percakapan yang kuterima melalui telepon sebelum percakapan itu berakhir dengan salam dan percakapan penutup berikutnya, “Sampai bertemu di kelas “Pementasan Drama.” Klik! Percakapan pun berakhir.
Tentu sebuah kesempatan yang tidak kusia-siakan. Terbayang olehku bagaiman aktivitas yang akan terjadi. Pikiranku sudah berlompatan melampaui waktu. Aku sudah membayangkan aktivitas membinging mahasiswa mementasakan drama. Ah, aku tidak ingin berlama-lama bermain dalam pikiran. Kubuka laptop lalu kudesain strategi pembelajaran pementasan drama dalam sudut pandang sebagai seorang praktisi. Kegiatan itu meliputi tiga bagian: pertama, desain modul pembelajaran: kedua, aktivitas perkuliah pementasan drama; dan terakhir ketiga, bentuk tagihan sebagai hasil dari pembelajaran. Yuk, ikuti desain yang kubuat!

Desain modul pembelajaran. Perencaan awal yang dilakukan selaku praktisi adalah mendesain modul pembelajaran yang akan disampaikan saat pertemuan dalam mata kuliah pementasan drama. Agar desain modul pembelajaran ini memiliki keterkaitan dengan silabus mata kuliah yang diampu oleh dosen pengampu mata kuliah maka sebelum mendesain praktisi mengajar berdiskusi dan bertukar pikiran dengan dosen pengampu mata kuliah ini (Bpk. Dr. Didi Suhendi, S.Pd., M.Hum. dan Bpk. Drs, Supriyadi, M.Pd.). Hasil berdiskusi dan bertukar pikiran ini praktisi mewujudkan modul pembelajaran mata kuliah pementasan drama dalam empat kali pertemuan melalui alur pembelajaran MERDEKA. Alur Pembelajaran MERDEKA merupakan akronim dari aktivitas pembelajaran yang akan disampaikan pada mata kuliah pementasan drama oleh praktisi mengajar: (M)ulai dari diri sendiri, (E)ksplorasi konsep, (R)uang Kolaborasi, (D)emonstrasi, (E)laborasi Pemahaman, (K)aitan Antarmateri, dan terakhir Aksi Nyata.

Aktivitas perkuliahan. Aktivitas perkuliah terbagi menjadi empat pertemuan. Moda perkuliah secara hybrid (campuran). Sebagaimana diketahui bahwa mahasiswa PBSI FKIP Unsri yang mengikuti mata kuliah pementasan drama adalah mahasiswa semester V. Mahasiswa ini terbagi menjadi dua yaitu mahasiswa kelas Palembang yang perkuliahannya dilakuan di FKIP Jalan Ogan Palembang dan mahasiswa kelas Indralaya yang perkuliahanya dilakukan di Kampur Unsri Indralaya. Pada pertemuan pertama praktisi masuk di kelas Palembang secara tatap muka (luring) itu artinya mahasiswa kelas Indralaya akan mengikuti perkuliahan secara online (daring). Begitu pula sebaliknya, pada pertemuan kedua, praktisi masuk di kelas Indralaya secara luring dan itu artinya mahasiswa kelas Palembang mengikuti perkukiahan secara daring.
Mahasiswa kelas Palembang pada akhir perkuliahan akan mementaskan naskah drama berjdul “Nyonya-Nyonya” sedangkan mahasiswa kelas Indralaya akan mementaskan naskah drama “Perjuangan Suku Naga”. Aktivitas pembelajaran dengan alur MERDEKA ini memungkinkan mahasiswa untuk berdiskusi terlebih dahulu melalui ruang kolaborasi sebelum mereka berlatih mementaskan naskah drama. Pada bagian demostrasi barulah mahasiswa unjuk kebolehan dalam mementaskan naskah drama yang dipilih.

Tagihan Hasil Pembelajaran. Bentuk tagihan hasil pembelajaran dalam mata kuliah Pementasan Drama sesuai dengan silabus mata kuliah adalah mahasiswa mementaskan drama sesuai dengan naskah drama yang dipilih, mahasiswa kelas Palembang mementaskan drama “Nyonya-Nyonya dan mahasiswa kelas Indralaya mementasakan drama “Perjuangan Suku Naga”. Pementasan ini akan dilakukan setelah siswa menyelesaikan perkuliahan. Mengingat pertemuan dengan praktisi mengajar hanya ada empat kali pertemuan maka tagihan hasil pembelajaran adalah hasil pada setiap pertemuan dalam bentuk karya nyata yaitu berupa konsep, pemikiran, kreativitas yang didapat dalam setiap sesi pertemuan. Karya nyata itu dapat dituangkan dalam peta pikiran, foto, video, brosur, banner, puisi, esai, resume, dan lain-lain.
Alhamdulillah, empat kali pertemuan bergabung dalam kelas Pementasan Drama sebagai praktisi mengajar sudah selesai. Keseruan yang terjadi di ruang-ruang kelas saat mahasiswa berakting mementaskan drama masih tergiang dan menari-nari di pelupuk mata. Tentang tokoh Nyonya yang berbicara tidak lupa dengan frasa “ekornya” pada drama Nyonya-Nyonya, tentang tokoh Abivera yang kukuh mempertahankan adat istiadat para Suku Naga dan tokoh orang asing yang tingkahnya agak “neko-neko”. Semua karakter itu membaur dalam rencana desain busana (kostum) dan tata rias karakter yang direncanakan saat pentas nantinya. Oh, tidak lupa juga bagaimana keseruan sutradara dalam membagi tugas kepada tim manajemen, artisitik, dan mengamati kesuaian karakter pemaian terhadap naskah yang dipentaskan. Nah, sekarang kita tinggal menunggu mereka pentas. Semangat ya, semoga sukses!